Sabtu, 14 November 2015

Pengajian Pra Nikah, Ruwatan adat Jawa untuk Ontang-Anting, dan Midodareni


Assalamu allaikum...


PENGAJIAN PRA NIKAH
Keluarga kami memutuskan untuk mengadakan pengajian pra nikah 1 hari sebelum akad nikah dilaksanakan. Pengajian ini tujuannya mencari ridha Allah agar semua rangkaian acara pernikahan nanti lancar tanpa kendala yang berarti. Selain itu, pengajian juga ditujukan untuk pembekalan kepada calon pengantin (wanita) sebelum nantinya sah menjadi seorang istri. Tapi kenapa hanya wanita saja?

Memepertimbangkan pernikahan adat Jawa yang mana ketika 1 minggu sebelum akad dilangsungkan, calon memepelai wanita dan calon mempelai pria di "pingit" (dalam artian tidak boleh bertemu sebelum sah). Jika dipandang dari segi agama Islam sebenarnya erat kaitannya dengan ta'aruf dimana memang jika seseorang belum menjadi makhram maka belum boleh bertemu (tapi aku sama aa udah pacaran 2 tahun, jangan ditiru ya, hehehe). Begitu pemahaman yang aku dapet, jika ada yang salah mohon koreksinya ya... :). Nah karena tradisi "pingit" itu maka si calon pengantin pria belum boleh bertemu dengan si calon pengantin wanita. Pengajian pra nikah ini juga bertujuan untuk meminta doa restu orang tua, keluarga, dan tetangga. Untuk beberapa capengs biasanya menyiapkan buku pengajian tersendiri untuk acara pengajian pra nikah ini, namun untuk hal satu ini, pengajian ora nikah untuk rangkaian acara pernikahan aku nanti akan dilakukan sederhana. Jadi untuk cetak buku pengajian masih belum dipastikan sampai sekarang.

RUWATAN
Ada satu momment penting lagi di acara pengajian pra nikah aku nantinya. Karena aku seorang anak tunggal maka dalam adat Jawa ada istilah ruwatan untuk "otang-anting" (sebutan anak tunggal dalam adat Jawa). Ruwatan dilakukan berbarengan dengan pengajian pra nikah. Bercerita sedikit tentang ruwatan, sebenarnya apa sih ruwatan itu?

Pengertian Ruwatan
Ruwatan ini sendiri adalah suatu upacara ritual yang ber fungsi untuk mengusir nasib buruk/kesialan yang ada pada seseorang.

Asal Usul
Asal-usul ruwatan tidak lepas dari mitos masyarakat Jawa mengenai hal-hal yang bersifat spiritual. Ruwatan dihubungkan dengan keberadaan Dewa Dewi yang mana namanya adalah Bathara Kala yang merupakan adik dari Bathara Guru yang memiliki pekerjaan mengganggu manusia. Orang yang dimangka Bathara Kala akan mengalami Sukerta atau nasib sial sepanjang hidupnya di dunia. Menurut mitos, Bathara Kala menyukai anak-anak yang berjumlah tertentu dalam sebuah keluarga yang mana salah satunya adalah ontang-anting (anak tunggal) ini sendiri.

Tata Cara Ruwatan
Pada jaman dahulu, ruwatan ini dilakukan dengan pergelaran wayang kulit dimana orang yang bersangkutan harus datang dalam acara pergelaran wayang tersebut. Namun sejalan perkembangan islam wayang hanya dijadikan simbol ruwatan karena masyarakat islam lebih menggunakan pengajian untuk mendoakan agar selamat dan dilindungi Allah SWT.

Untuk acara ruwatan nanti, keluarga sepakat untuk menyelenggarakan pengajian bersamaan dengan pengajian pra nikah. Itu juga salah satu sebab kenapa buku pengajian belum fix untuk naik cetak. Karena dari pihak pengisi juga memang tidak menyarankan memakai buku pengajian. Apalah arti sebuah buku ya, menurut aku yang perlu digaris bawahi dalam acara pengajian ini adalah "DOA" dimana Allah SWT adalah sebaik-baik pengatur rencana dan sebaik-baik Dzat yang sangat mengerti kebutuhan hambanya. Betul bukan? *toss

MIDODARENI
Untuk Istilah ini pasti sudah gak asing lagi dalam dunia pernikahan. Malam dimana katanya bidadari pada turun menemani si capeng wanita. Dan malam dimana si capeng pria bertandang ke kediaman capeng wanita namun belum boleh berjumpa (xixixixi,,, cian ihh). Pada dasarnya rangkaian acara sebelum akad ini biasanya ada prosesi siraman, namun untuk hal satu ini tidk bisa ditoleransi pengadaannya sama orang tua (babeh aku khususnya) memepertimbangkan pandangan dari segi Islam (sampai sekarang babeh belum menjelaskan detailnya).
Midodareni nantinya diadakan bada' isya. Kenapa ada midodareni?
Acara ini sendiri bertujuan sebagai pesan bahwa si capeng pria dalam keadaan sehat dan siap mengucap akad keesokan harinya serta untuk memperlancar acara akad nikah karena midodareni ini terdapat acara menyerahkan mahar+emas kawin dan  seserahan dari CPP ke CPW sehingga pada saat akad difokuskan untuk acara sakral saja.

Selamat menyusun acaramu sendiri capengs
semangat
:)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Diandari_